Rabu, September 05, 2012

STEP UP REVOLUTION

Directed by Scott Speer  
Produced by Eric Feig, Jennifer Gibgot, Adam Shankman, Patrick Wachsberger 
Written by Jenny Mayer (screenplay), Duane Adlers (characters)  
Starring Kathryn McCormick, Ryan Guzman, Adam Sevani, Misha Gabriel, Peter Gallagher, Stephen “tWitch” Boss, Chadd “Madd Chadd” Smith, Tommy Dewey, Cleopatra Coleman, Megan Boone, Sean Rahill, Mari Koda, Phillip “Pacman” Chbeeb, Justin “Jet Li” Valles, Celestina Aladekoba, Nolan Padilla, Angeline Fioridella Appel, Mia Michaels, Bebo 
                                                  
What can i said about this movies other than 'lets smile  and get dance' :). Hal yang selalu saya sukai setiap menonton Step Up  adalah, penontonnya tak ada yang mau beranjak dari kursi, meskipun filmnya telah selesai :) yaaaa saya termasuk salah satunya hehee sayang rasanya melewatkan setiap tarian yang ditampilkan. Justru banyak tarian keren yang ditampilkan pada akhir film...yang membuat penonton tetap bertahan hingga layar film benar benar gelap, meskipun lampu bioskop sudah dinyalakan tanda film selesai ;)

Step Up Revolution kali ini mengisahkan tentang kehidupan para penari profesional di Kota Miami. Kalau biasanya dalam setiap film dance selalu ada lawan dari group lain, maka kali ini lawannya adalah sebuah perusahaan properti yang akan menghancurkan bangunan di sepanjang pantai Miami untuk membangun Hotel baru.

Step Up Revolution mengisahkan tentang pertemuan seorang pria tampan yang bertubuh atletis bernama Sean (Ryan Guzman) dengan seorang gadis cantik bernama Emily (Kathryn McCormick) di sebuah pesta pantai. Sean adalah seorang pemimpin kelompok tari The MOB – sebuah bentuk tarian berkelompok yang diadakan di sebuah lokasi dan biasanya berlangsung secara tiba-tiba – profesional. Ia dan kelompoknya sedang berjuang untuk meraih popularitas lewat sebuah kontes yang diadakan via YouTube. Sementara itu, Emily adalah seorang puteri pengusaha sukses, William Anderson (Peter Gallagher), yang juga sedang berusaha menjadi seorang penari kontemporer profesional. Dapat ditebak, akhirnya mereka saling jatuh cinta..:)
Konflik mulai muncul ketika perusahaan milik ayah Emily berniat untuk membeli dan menghancurkan daerah tempat tinggal Sean dan teman-temannya untuk kemudian dijadikan sebuah wilayah pusat bisnis. Tidak ingin mengecewakan Sean dan teman-temannya, Emily kemudian datang dengan sebuah ide agar flash mob yang dilakukan oleh The MOB lebih menonjolkan sebuah pesan sosial daripada hanya tarian belaka untuk membantu menggugah perhatian banyak orang agar lebih mempedulikan terhadap apa yang akan terjadi di wilayah mereka. Dunia memperhatikan tarian The MOB dan menangkap pesan mereka untuk menyelamatkan lingkungan tersebut dari tangan para kapitalis. 
Masalah muncul ketika kelompok anggota The MOB lainnya mengetahui identitas Emily sesungguhnya, dan mengacaukan rapat Dewan Komisaris dengan mengganti tayangan menjadi flash mob tarian yang menayangkan Emily ikut menentang ayahnya, bahkan mengatakan ayahnya jelek dan rakus ;p. Tentu saja perusahaan properti ini akhirnya menuntut The MOB secara hukum, yang mengakibatkan The MOB di diskualifikasi dari kontes Youtube. Sean keluar dari The MOB karena merasa kecewa, persahabatannya pun hancur. Namun sebuah kejutan di akhir cerita mengembalikan semuanya dan berakhir manis :)

...


Selasa, September 04, 2012

THE BOURNE LEGACY


Genre     : Action
Duration: 132 minute
Distributor: Universal Pictures
Producer: Jeffrey Weiner, Ben Smith, Frank Marshall, Pat Crowley
Director: Tony Gilroy
Writer    : Tony Gilroy, Dan Gilroy
Player    : Jeremy Renner, Rachel Weisz, Edward Norton,joan Allen, Albert Finney, Stacy





The Bourne Legacy Film 


Cerita diawali dengan dibunuhnya Simon Rose, seorang wartawan karena menyimpan informasi tentang proyek Outcome yang akan dihapus oleh CIA. Waktu Treadstone dan Black Briar diumumkan, orang-orang yang berkepentingan mencoba menghilangkan jejak sebisa mungkin, semua yang berkaitan dgn program itu dihapus, termasuk semua agen yang pernah terlibat dalam proyek Outcome. 
Awalnya saya bingung mengapa CIA hrs menggunakam segala cara hanya untuk membunuh 2 orang mantan agen mereka. Bahkan CIA menggunakan cara jahat dengan membunuh semua ilmuwan yang terlibat dalam operasi outcome dengan cara meracuni seorang ilmuwan, sehingga otaknya menjadi gila dan menembak semua ilmuwan yang bekerja dalam lab. hebatnya, semua perilaku ilmuwan ini bisa diprogram  melalui obat tertentu. CIA memutuskan untuk menutup Operation Outcome,' dan menggantinya dengan 'Operasi Treadstone.' 
Makin bingung ketika pesawat yang menjadi satelit CIA menembaki agen-agen outcome,  bahkan memberikan obat  yang membunuh agen mereka dengan cepat. Proyek treadstone adalah proyek rahasia uji coba virus tertentu untuk kekebalan tubuh.
Aaron (Jerremy Renner), seorang agen dari Operation Outcome yang pernah menjalani training, lolos dari itu. Dia pun berusaha untuk survive sambil menghilangkan ketergantungannya akan pil permanen. Bersama sang dokter cantik Stephanie Snyder (Rachel Weisz) seorang dokter yang membantu menciptakan agen Outcome, harus menemukan cara melarikan diri sebelum agen CIA Byer (Edward Norton) membunuh mereka. Stephanie membantu Aaron guna mengatasi ketergantungannya terhadap pil biru dan hijau yang biasa ia konsumsi. Obat ini sengaja diberikan padanya serta agen lainnya, agar ketergantungan pada organisasi, bahkan obat ini kemudian diganti untuk membunuh mereka, sadis ! dalam pikiran saya, apakah segitu jahatnya organisasi di Amerika ini sampai tidak memiliki hati terhadap mantan agen mereka yang telah mengorbankan hidup mereka demi organisasi ! 
2 orang mantan agen yang akhirnya menjadi buron ini melarikan diri melalui gang sempit dan jalan raya kota Manila untuk mencari obat ketergantungan, menghindari kejaran pihak-pihak yang ingin memusnahkan mereka berdua untuk selama-lamanya.
Menurut saya, jalan cerita The Bourne Legacy ini,  agak mirip dengan  Mision Imposible, namun membingungkan, dengan ending yang kurang greget..:(

Minggu, September 02, 2012

BROMO



 LEBIH DEKAT DENGAN HINDU TENGGER DI YADNYA KASADA 2012

look my cruncy new friends ;)
Ini adalah pertama kalinya saya traveling dengan mengikuti group yang ada di internet. Biasanya saya pergi dengan teman-teman yang sudah saya kenal, atau benar-benar pergi sendiri. Deg-degan....exciting....seperti apa ya teman-teman baru saya nanti :) ternyata sangat menyenangkan ya punya teman baru dengan hobi yang sama.....akhirnya setelah trip ke Bromo ini selesai, kami sering janjian untuk hang out bareng hehee
Pertama bertemu, kami janjian di Masjid Bandara Juanda Surabaya jam 13.00 Wib. Mobil jemputan sudah menunggu dan langsung mengantar kami ke Bromo. Perjalanan dari Surabaya ke Gunung Bromo membutuhkan waktu sekitar 4 jam. Sepanjang perjalanan, setelah memasuki desa Sukapura, kami disuguhi pemandangan gunung dan lembah yang hijau. Kami menginap di guesthouse terdekat di kaki Bromo dengan tarif 350rb/malam/rumah. Kelompok kami terdiri dari 11 anggota dan 1 leader. Guesthouse yang kami tempati terdiri dari 6 kamar dan 1 kamar mandi. Jangan bayangkan mandi, cuci muka saja sudah membuat kami menggigil...brrrrrr



Gunung ini memiliki keunikan panorama indah sekaligus mistis sehingga menyodorkan suasana berbeda dibandingkan gunung lainnya. Di sini terbantang keindahan lanskap pegunungan dengan asap yang membumbung dari kawahnya dan di bawahnya ada lautan pasir luas menggelilinginya. Pemandangan sunrise dan sunset di sini sungguh menakjubkan dan keindahannya tidak dapat ditemukan di belahan dunia lain. Wisatawan dari berbagai negara datang ke Bromo untuk menikmati keindahan yang terpancar seakan tidak akan pernah ada habisnya.

 
Jumat - Sabtu, 3-4 Agustus 2012 adalah perayaan Upacara Kesada Suku Tengger di Pura Luhur Poten yang berada di bawah kaki Gunung Bromo dan dilanjutkan ke puncak Gunung Bromo. Pada malam ke-14 bulan Kasada Masyarakat Tengger penganut Agama Hindu (Budha Mahayana menurut Parisada Hindu Jawa Timur) berbondong-bondong menuju puncak gunung bromo, dengan membawa ongkek yang berisi sesaji dari berbagai hasil pertanian, ternak, lalu dilemparkan ke kawah gunung bromo sebagai sesaji kepada Dewa Bromo yang dipercayainya bersemayam di Gunung Bromo. Upacara korban ini memohon agar masyarakat Tengger mendapatkan berkah dan diberi keselamatan oleh Sang Hyang Widi.
Upacara ini dilakukan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama di bulan Kasodo menurut penanggalan Jawa.
Sebelum Upacara Kasada Bromo dilangsungkan, calon dukun dan tabib akan menyiapkan beberapa sesaji untuk dipersembahkan dengan cara melemparkannya ke kawah Gunung Bromo. Persembahan sesajen ini dilakukan beberapa hari sebelum upacara. Mereka juga harus melalui tes pembacaan mantra terlebih dahulu saat upacara berlangsung sebelum dinyatakan lulus dan diangkat oleh tetua adat. Peran dukun atau tabib badi suku Tengger sangat kuat karena dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan masalah yang dialami oleh masyarakatnya. Tabib ini dapat melafalkan mantra-mantra kuno Hindu.

Upacara Kasada diawali dengan pengukuhan sesepuh Tengger dan pementasan sendratari Roro Anteng Joko Seger di panggung terbuka Desa Ngadisari. Kemudian tepat pada pukul 24.00 dini hari diadakan pelantikan dukun dan pemberkatan umat di Pura Luhur Poten Gunung Bromo. Dukun bagi masyarakat Tengger merupakan pemimpin umat dalam bidang keagamaan, yang biasanya memimpin upacara-upacara ritual.
Setelah upacara selesai sekitar pukul 04.00 masyarakat tengger mulai bersiap untuk membawa ongkek/wadah yang berisi sesaji untuk dibawa ke kawah gunung bromo. Pukul 05.00 tepat masyarakat pembawa ongkek mulai menaiki tangga menuju puncak gunung bromo. Ongkek yang berisi sesaji tersebut mulai dilemparkan ke dalam kawah sebagai simbol rasa terima kasih mereka terhadap sang Hyang Widi atas ternak dan pertania yang berlimpah. Sesaji tersebut berupa buah-buahan, hasil pertanian serta hasil ternak. Pemandangan yang tak kalah menarik terdapatnya orang-orang dari luar Tengger didalam kawah dengan harapan mendapatkan sesaji yang dilemparkan penduduk Tengger.
Suku Tengger di Bormo dikenal sangat berpegang teguh pada adat dan istiadat Hindu lama yang menjadi pedoman hidup mereka. Keberadaan suku ini juga sangat dihormati oleh penduduk sekitar termasuk menerapkan hidup yang sangat jujur dan tidak iri hati. Menurut penuturan masyarakat setempat, diyakini bahwa suku tengger adalah keturunan Roro Anteng, yaitu seorang putri dari raja Majapahit dan Joko Seger, yaitu putera seorang brahmana. Bahasa daerah yang mereka gunakan sehari hari adalah bahasa Jawa Kuno. 
Asal mula nama suku Tengger diambil dari nama belakang Rara Anteng dan Jaka Seger. Keduanya membangun pemukiman dan memerintah di kawasan Tengger ini kemudian menamakannya sebagai Purbowasesa Mangkurat Ing Tengger atau artinya “Penguasa Tengger yang Budiman”. Suku Tengger adalah pemeluk agama Hindu lama dan tidak seperti pemeluk agama Hindu umumnya yang memiliki candi-candi sebagai tempat peribadatan. Untuk melakukan peribadatan maka mereka akan melakukannya di punden, danyang dan poten. Poten sendiri merupakan sebidang lahan di lautan pasir di kaki Gunung Bromo sebagai tempat berlangsungnya upacara Kasada. Poten terdiri dari beberapa bangunan yang ditata dalam suatu komposisi di pekarangan yang dibagi menjadi tiga mandala.
Apabila Anda berminat menyaksikan Upacara Kasada Bromo maka disarankan datang sebelum tengah malam karena ramainya persiapan para dukun dan masyarakat. Masyarakat akan mengendarai sepeda motor atau kendaraan pribadi sehingga membuat jalanan menuju kaki gunung sangat macet. Perlu diperhatikan juga bahwa jalan lain ke arah gunung perlu beriringan dengan rombongan agar tidak tersesat akibat kabut tebal dan jarak pandang yang terbatas karena debu. Namun kalau anda teliti, sebenarnya telah dipasang batu pembatas di sisi jalan menuju Pura agar para pengunjung tidak nyasar ;)
Masyarakat Tengger sangat ramah terhadap para tamu, namun mereka malu-malu kalau tahu kita foto hehe. Sekedar tips, anda wajib membawa masker yang tebal, karena debunya sangat menggila dan tidak baik untuk paru-paru. Saya langsung demam setelah pulang dari Bromo, karena alergi debu padahal sudah mengenakan masker :( tanpa masker dan kacamata, rasanya mustahil saya bisa menembus badai debu ini. Rasa lelah karena tingginya tangga menuju kawah dan sesaknya nafas saya karena debu, tak bisa membendung semangat saya untuk melihat prosesi Kasada ini :)






I LOVE INDONESIA !