Directed by Max Giwa, Dania Paquini
Produced by Allan Niblo, James Richardson
Written by Jane English
Starring Sofia Boutella, Falk Hentschel, George Sampson, Tom Conti, Stephanie Nguyen, Delphine Nguyen, Niek Traa, Elisabetta Di Carlo, Samuel Revell, Kaito Masai, Ali Ramdani, Ndedi Ma-Sellu, Brice Larrieu, Akai Osei-Mansfield, Flawless
Running time 90 minutes
Produced by Allan Niblo, James Richardson
Written by Jane English
Starring Sofia Boutella, Falk Hentschel, George Sampson, Tom Conti, Stephanie Nguyen, Delphine Nguyen, Niek Traa, Elisabetta Di Carlo, Samuel Revell, Kaito Masai, Ali Ramdani, Ndedi Ma-Sellu, Brice Larrieu, Akai Osei-Mansfield, Flawless
Running time 90 minutes
Permasalahan dimulai
tatkala Ash (Falk Hentschel), seorang penjaja popcorn, mencoba pamer
kemampuan nge-dance-nya di hadapan grup tari Invicible yang sombongnya
amit-amit. Bukannya menuai pujian, Ash justru dicemooh lantaran terjatuh
di tengah-tengah usahanya untuk mencuri perhatian.
Adalah Eddie (George Sampson) yang kemudian menghampirinya setelah peristiwa memalukan tersebut. Eddie yang lantas berniat untuk menjadi manajernya dan mengorbitkan Ash menjadi pemimpin sebuah kelompok tari yang dapat mengalahkan Invincibles, sebuah kelompok tari arogan yang sayangnya selalu berhasil memenangkan setiap kejuaraan tari tingkat dunia yang mereka ikuti. Eddie mengajukan diri untuk menjadi manajer Ash agar Ash dapat membalas dendam kepada Invicible dalam turnamen Street Dancing Final Clash di Paris. Ash dan Eddie akhirnya mengunjungi berbagai negara di Eropa guna mengumpulkan talenta-talenta tari terbaik dan akhirnya berhasil mengumpulkan Steph (Stephanie Nguyen), Yo Yo (Delphine Nguyen), Legend (Niek Traa), Bam Bam (Elisabetta Di Carlo), Tino (Samuel Revell), Terabyte (Kaito Masai), Ali (Ali Ramdani), Killa (Ndedi Ma-Sellu), Skorpion (Brice Larrieu) dan Junior (Akai Osei-Mansfield). . Untuk meraih kemenangan, maka dibutuhkan sebuah inovasi – yang sayangnya tidak pernah terlintas di benak sang penulis skenario! Ash mencoba untuk menambahkan elemen Latin ke dalam streetdance timnya. Caranya, dengan merekrut seorang penari Salsa, Eva (Sofia Boutella).
Adalah Eddie (George Sampson) yang kemudian menghampirinya setelah peristiwa memalukan tersebut. Eddie yang lantas berniat untuk menjadi manajernya dan mengorbitkan Ash menjadi pemimpin sebuah kelompok tari yang dapat mengalahkan Invincibles, sebuah kelompok tari arogan yang sayangnya selalu berhasil memenangkan setiap kejuaraan tari tingkat dunia yang mereka ikuti. Eddie mengajukan diri untuk menjadi manajer Ash agar Ash dapat membalas dendam kepada Invicible dalam turnamen Street Dancing Final Clash di Paris. Ash dan Eddie akhirnya mengunjungi berbagai negara di Eropa guna mengumpulkan talenta-talenta tari terbaik dan akhirnya berhasil mengumpulkan Steph (Stephanie Nguyen), Yo Yo (Delphine Nguyen), Legend (Niek Traa), Bam Bam (Elisabetta Di Carlo), Tino (Samuel Revell), Terabyte (Kaito Masai), Ali (Ali Ramdani), Killa (Ndedi Ma-Sellu), Skorpion (Brice Larrieu) dan Junior (Akai Osei-Mansfield). . Untuk meraih kemenangan, maka dibutuhkan sebuah inovasi – yang sayangnya tidak pernah terlintas di benak sang penulis skenario! Ash mencoba untuk menambahkan elemen Latin ke dalam streetdance timnya. Caranya, dengan merekrut seorang penari Salsa, Eva (Sofia Boutella).
Berkumpul
dengan para jagoan tari kontemporer dari berbagai belahan benua Eropa
jelas membuat Ash lebih mudah untuk mengeksplorasi kemampua tarinya.
Namun, Ash kemudian merasa bahwa dirinya masih kekurangan satu elemen
tari yang mampu membuat kelompoknya tampil beda dengan kebanyakan
kelompok tari kontemporer lainnya.
Ash berniat untuk
merebut dunia dengan tariannya, kemudian bertemu dengan penari lainnya,
kemudian mereka saling jatuh cinta, kemudian sebuah masalah muncul yang
sepertinya akan memisahkan mereka, kemudian mereka menyadari kalau
mereka seharusnya saling memiliki satu sama lain dan kemudian akhirnya
memilih untuk merebut mimpi mereka bersama.
Dari
belasan tokoh Street Dance 1, hanya Eddie (George Sampson) yang kembali menyapa
penonton, sisanya menghilang entah kemana.
Naskah StreetDance 2
yang luar biasa dangkal kian diperparah dengan akting para pemain yang
ala kadarnya. Film pun ternoda. Penonton tidak pernah diberi kesempatan
lebih jauh untuk mengenal para tokoh utamanya, bahkan kepada Ash dan
Eva. Latar belakang Ash dan Eva tetap menjadi misteri hingga film
berakhir. Segala ragam tarian
yang digeber nyaris tiada henti di sepanjang film cukup menghibur . Yang
paling mencuri perhatian, tentu saja, adalah ‘final battle’ yang
memertemukan Invicible dan Popcorn – tim Ash – di atas panggung Final
Clash.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar