Sabtu, April 07, 2012

HUGO

Produser : Graham King, Tim Headington, Johnny Depp, Christi Dembrowski
Produksi : PARAMOUNT PICTURES
Sutradara : Martin Scorsese

Pemeran: Ben Kingsley, Sacha Baron Cohen, Asa Butterfield, Chloë Grace Moretz

Diangkat dari buku fiksi terlaris versi New York Times "The Invention of Hugo Cabret" karya Brian Selznick
Film ini dimulai dengan setting sebuah stasiun kereta api Gare Montparnasse, Paris di tahun 1931. Hugo Cabret (Asa Butterfield), seorang anak 12 tahun yang baru ditinggal mati ayahnya, sang penjaga musium. Hingga terpaksa Hugo harus tinggal dengan pamannya yang pemabuk di menara jam.. Ia berada di balik jam-jam di stasiun kereta, dengan segala perihal mekanisnya. Mulai dari jam yang berada di tengah stasiun, hingga jam yang ada di menara stasiun. Dan di menara itu, Hugo biasa menatap Menara Eiffel. Dunia Hugo sebatas lubang jam tempat dia mengarahkan pandangannya ke seantero stasiun memperhatikan lalu lalang orang yang turun naik kereta, aktifitas para pemilik toko di stasiun dan menghindar dari kejaran Gustav inspektur stasiun ketika keluar dari persembunyian untuk mencuri makanan dari toko roti.
Sepeninggal pamannya, hidup antara dinding stasiun, menjaga jam, mencuri makanan dan mengerjakan otomaton rusak, robot peninggalan ayahnya yang mengenalkannya pada film-film salah satunya Voyage To The Moon.Untuk memperbaiki otomaton itu, Hugo yang hidup sebatang kara terpaksa harus mencuri di toko mainan yang dimiliki oleh Georges Méliès. Namun sayangnya Georges Méliès menangkap basah aksinya, hingga buku catatan Hugo tentang proyek rahasianya diambil.

Berawal dari buku catatan peninggalan ayahnya yang disita oleh pria tua itu, Hugo kemudian lebih mengenal sang pria tua dan juga keluarganya. Saking tak inginnya buku catatannya dimusnahkan dan berharap agar dikembalikan, Hugo pun kemudian berinteraksi dengan pria tua tersebut, yang juga dikenal sebagai Papa George oleh si gadis – yang bernama Isabelle. Hugo kemudian bekerja di toko mainan tersebut, membantu Papa George sambil berusaha mendapatkan buku catatannya kembali.

Hugo yang pantang menyerah mengikuti Georges Méliès ke rumahnya. Di situlah Hugo bertemu dengan anak angkat Méliès, Isabelle. Siapa sangka Isabelle memiliki kunci berbentuk hati yang selama ini dicarinya untuk menyalakan robot (otomaton)-nya yang rusak. Bersama Isabelle lah akhirnya Hugo dapat menyelesaikan proyeknya. Dan proyeknya itu yang akhirnya mengungkap siapa sebenarnya George Méliès, sekaligus mengembalikan kebahagiaan Méliès yang ternyata adalah pencipta film ‘Voyage To The Moon’ yang dahulu sering diceritakan almarhum ayahnya.
13318062991565619079
George dan Hugo di toko mainan papa George (sumber gambar : http://movietrailersdirect.info)

Hugo pantas saja berharap agar buku catatan peninggalan ayahnya tidak dimusnahkan. Karena, hanya itulah satu-satunya barang peninggalan dari ayahnya, yang bisa membantunya untuk menuntaskan apa yang ia mulai bersama ayahnya. Yakni, sebuah automaton – atau juga dikenali sebagai manusia mekanik. Di tengah-tengah film, akan ada satu scene dengan alur mundur, yang menceritakan bagaimana automaton itu didapatkan, diperbaiki sedikit demi sedikit, hingga saat meninggalnya ayah dari Hugo
Hugo kemudian hampir berhasil memperbaiki automaton. Tapi ia masih kekurangan satu komponen utama, yakni sebuah anak kunci berbentuk hati, yang kemudian dimiliki oleh Isabelle. Dari situlah, anak kunci berbentuk hati tersebut mampu membuat automaton berfungsi, mampu “menulis” sebuah pesan yang dianggap Hugo sebagai pesan terakhir dari ayahnya. Salah satu scene dari film yang diceritakan pernah ditonton oleh ayahnya, dengan sebuah nama tertera di pesan itu “George Melies”, yang ternyata nama asli dari Papa George.


Hugo  tak pernah menyerah memperbaiki mesin automaton warisan ayahnya untuk membuka suatu rahasia dibalik mesin tersebut. Pada akhirnya mesin automaton bisa berfungsi dan terungkaplah sebuah rahasia besar yg membawa Hugo ke kehidupan  yang  lebih baik dan mempunyai masa depan yang cerah. Dari sini bisa dipetik pelajaran dari seorang anak  yang   masih belia dengan kerja keras, kemauan yang besar dan pantang menyerah Ia bisa meraih apa  yang  diinginkannya. Belum tentu orang dewasa bisa melakukan seperti ini, karena suatu kerja keras tidak dapat diukur hanya dari segi usia.

Hugo dan Isabelle kemudian mengetahui bahwa Papa George atau George Melies adalah seorang sineas sukses pada zaman sebelum perang (dunia 1?). Banyak sekali film produksinya, dengan ketenaran yang cukup tersebar. Namun semua berubah ketika negara api menyerang terjadi perang, dan minat para penonton pun berubah. Seiring dengan pergantian zaman, perlahan tapi pasti karya-karya George Melies pun hilang, rusak, atau bahkan dijadikan benda keperluan perang. George Melies pun sedih, frustasi, dan enggan mengingat lagi masa lalu (jayanya) tersebut.
Meskipun kemudian Papa George (dan Mama Jeanne, istri Papa George) seakan kesal karena “rahasia”-nya diketahui oleh Hugo dan juga Isabelle, tapi dengan kesungguhan hati dan keinginan yang tulus, pada akhirnya Papa George mau kembali mengingat (mengenang) masa lalu (jayanya) tersebut. Hal ini takkan terwujud tanpa “bantuan” dari Rene Tabard, seorang profesor bidang film, yang semula meyakini bahwa George Melies sudah meninggal akibat perang.
Papa George mendapatkan pengakuan akan karya-karya filmnya, dikenang oleh khalayak ramai, dan Hugo mendapatkan keluarga baru yang menyayanginya, melindunginya, dan bertanggungjawab untuknya.
pesan dari film ini, jangan melupakan sejarah. Bangsa yang besar adalah bangsa yg menghargai jasa para pahlawannya. Rupanya film tersebut memberi pesan akan pentingnya mengingat hal itu, walaupun dalam hal ini bukanlah pahlawan tetapi sang aktor besar Georges Melies  yang  telah mengeluarkan karya lebih dari ratusan film. Diceritakan bagaimana Hugo beserta temannya Isabelle dan Rene Tabard seorang penulis buku tentang sejarah  yang  mencoba membuat kejutan pada Georges Melies serta istrinya untuk menayangkan kembali filmnya. Dan pada akhirnya Georges Melies pun merasa bangga sebagai aktor dan kembali semangat untuk hidup dengan sejarah yg pernah Ia lakoni. Seseorang tidak akan bisa mengetahui jati dirinya bila tidak mengenali sejarah akan masa sebelumnya. Dengan sejarah kita bisa mempelajari sebagai evaluasi ke depannya agar lebih baik.

Pasti ada alasan mengapa aku ada di dunia ini krn aku bukan suku cadang

Kau tau darimana semua mimpi berasal ? Lihatlah sekeliling dan dari sanalah semua dimulai

Happy ending only happen in the movies

Tidak ada komentar: