Selasa, Juli 24, 2012

DANAU KELIMUTU

BERSIUL......BERKEJARAN BERSAMA KABUT DI DANAU KELIMUTU




Saya nekat datang sendiri ke Danau Kelimutu karena penasaran dengan cerita keindahan danau misterius ini. Teman saya bilang, wajib datang kesini sebelum menyesal kemudian....dan saya tidak menyesal bangun jam 4 subuh demi mendapat pemandangan indah di danau Kelimutu, walau harus berkejaran dengan kabut yang tak henti menutup danau. Untuk bisa puas melihat kecantikan danau Kelimutu, kita harus pandai membaca cuaca, karena sulit untuk menebak, kapan panas dan kapan mendung di puncak danau ini. Setiap harinya, pemandangan danau hanya bisa dilihat dibawah jam 10 pagi. Diatas jam 10 pagi, hanya keberuntungan yang bisa membuat anda bisa melihat kecantikan warna danau ini hehe.

Dari Bandara Ende menuju Moni, daerah di bawah kaki bukit, saya butuh waktu 2 jam dengan mobil. Disuguhkan dengan pemandangan yang elok di setiap sisi jalan, membuat saya lupa akan jalan berliku dan terjal di depan saya. Padahal salah satu teman yang mengantarkan, sampai turun dari mobil dan muntah hehehe....


Di perjalanan, kami berhenti di pasar tradisional pinggir jalan untuk membeli buah-buahan. Saya membeli jeruk, tapi rasa jeruk Ende itu asaaamm sekali hiiiii.... sayur-sayur yang dijual juga masih fresh, banyak wisatawan yang berhenti untuk membeli buah untuk bekal ke puncak:) 


Kami sempat terjebak 1 jam karena longsor dan perbaikan jalan, tapi saya menikmati saja melihat masyarakat setempat berkumpul, menjaga kendaraan yang terpeleset, bahkan truk yang lewatpun harus didorong. Akhirnya setelah 1 jam, kami bisa melanjutkan perjalanan menuju Hotel Flores. Di sudut Hotel terdapat patung Bunda Maria yang berdiri di dalam gua kecil. Menurut teman saya sih di setiap rumah selalu ada patung Bunda Maria dalam ukuran besar, ciri khas rumah umat Katolik. Disepanjang jalan Moni juga banyak guest house. Menginap semalam dalam kesunyian hotel (yaa....benar-benar sunyi...apalagi saat itu sempat mati lampu), ditambah lagi tidak ada signal di HP saya dan tidak ada TV di kamar hotel, pilihannya hanya satu : tidur, persiapan bangun subuh :) 


Dari Hotel Flores, saya berangkat jam 4 pagi, sampai puncak jam 5.00.....gelap gulita sambil mendaki bukit, membuat saya teringat masa-masa sekolah waktu masih aktif naik gunung dengan teman-teman pecinta alam :) warna danau juga berubah-ubah sendiri.... saat itu 14 Juli 2012 warna danau hanya 2 saja, 2 danau berwarna hijau, dan 1 danau berwarna hitam. Danau pertama, ada dibagian tengah, warnanya hijau. Konon, perubahan warna danau menandakan suatu peristiwa alam akan terjadi. Seperti saat tsunami di Aceh, warna danau berubah menjadi merah, padahal Ende dan Aceh jauh sekali bukan? ajaib....sungguh luar biasa Tuhan menciptakan alam ini dan semua rahasia alam ini.



Uniknya menurut teman saya, kalau mau melihat warna danau saat ditutup kabut, kita cukup beriul-siul saja (sebenarnya ada pawang khusus untuk bersiul-siul, tapi saat saya datang, sang pawang entah dimana ;p). Akhirnya, di danau pertama (yang paling bawah) ada seorang bapak yang bersiul...dan ajaibnya sang kabut seperti berjalan tertiup angin....mengijinkan kami mengintip sebentar keindahan danau...walau hanya 5 menit.....ya hanya 5 menit :( tak lama setelah itu, danau tertutup kabut lagi, padahal masih jam 6 pagi. Daripada menunggu kabut berbaik hati, akhirnya saya memutuskan mendaki lagi sampai ke puncak, untuk melihat 2 danau lainnya.

Melihat puncak bukit dari bawah saja, sudah membuat saya takjub.....luar biasa.....berasa di negeri dongeng.....eksotis sekali...mirip-mirip tembok cina yang tertutup awan hehe. Saat  saya berjalan pun kabut / awan seperti bermain-main dengan langkah kaki kita, sebentar muncul....sebentar hilang... saat kabut hilang kita akan disuguhi pemandangan hutan dengan pohon aneka warna.... saya harus buru-buru foto karena takut kabutnya turun lagi, dan benar saja...telat beberapa detik, semua pemandangan indah itu seperti tertutup tirai putih, hanya meninggalkan suara burung-burung :) 


Dari bawah kita bisa melihat monumen kecil (yang konon merupakan tempat meditasi Bung Karno). Terdapat tangga-tangga kecil menuju puncak, kalau dihitung jumlahnya, saat naik dan turun biasanya berkurang 1... tapi saya tidak sempat menghitung karena kelelahan dan sibuk foto;) tak sabar rasanya sampai ke puncak....begitu sampai di puncak, tak rela rasanya harus turun lagi...mengingat perjuangan saya dari sehari sebelumnya untuk melihat danau Kelimutu dari puncaknya:) Tapi semua rasa lelah dari sehari sebelumnya terbayar sudah oleh pemandangan danau yang tak akan terganti....





Saya sangat exciting dengan kabut yang sebentar datang...sebentar pergi...sepertinya saya sedang berpacu dengan keberuntungan saya:) hujan rintik-rintik yang turun saat saya di puncak, tidak mengurangi semangat saya dan wisatawan lain yang kebanyak orang asing. Hanya ada 3 rombongan wisatawan lokal (salah satunya rombongan lansia dari panti jompo Jakarta, katanya untuk memompa semangat para lansia itu...sungguh luar biasa saya merasa beruntung sekali berjalan disamping mereka mendaki puncak, mereka dengan tongkat sementara saya berlari-lari kecil, saya seperti diingatkan akan hukum alam, dan menambah semangat saya, mereka yang lansia aja bisa traveling sampai ke puncak, masa saya yang masih sehat ndak bisa sih ;p)


Akhirnya jam 8 pagi, saya terpaksa turun karena kabut tebal dan hujan yang semakin deras....padahal hati saya masih diatas sana :( rombongan kami istirahat di panggung kecil yang tersedia untuk sarapan yang kami bawa dari hotel. Ada warung-warung kecil yang menjual pop mi dan kopi/teh panas. Sarapan ditemani kabut dan hujan deras, bergabung dengan wisatawan lain, membuat suasana terasa hangat dan ceria :)


Oh iya...kalau traveling ke Ende, wajib mampir ke tugu Bung Karno, karena disanalah Pancasila pertama kali dicetuskan. Di depannya ada 5 batang pohon Sukun, yang menjadi inspirasi Bung Karno untuk membuat 5 sila yang kita kenal dengan Pancasila.


Saat turun dari Moni kembali ke Bandara, kembali kami dihadang longsor...huuuuhhh harus menunggu 1 jam lagi deh...tapi untungnya ada Patroli Polisi yang menolong kami keluar dari kemacetan kendaraan lain...dan sampai di bandara Ende jam 11.00....horeeeeee :)


Sambil menunggu pesawat saya jam 12.00, kami makan bakso dekat bandara (katanya sih itu warung bakso paling enak di Ende, dan memang antriannya panjang sekali, padahal warungnya kecil saja, sayang saya lupa namanya..ma'af :(


Akhirnya selesai juga perjalanan saya di Ende hari itu, saya kembali ke Kupang jam 12.00 Wita untuk menunggu pesawat ke Jakarta keesokan harinya, iya saya menginap semalam di Kupang untuk melihat keindahan sunset di Teddys bar, dermaga di Kupang yang selalu ramai, karena disana sering ada pertunjukan band atau panggung khusus. Ada pasar malam juga yang menjual ikan-ikan segar. Kalau mau cari oleh-oleh juga ada toko khusus yang menjual souvenir. 


Bye Flores....I will coming back to you..... 

Tidak ada komentar: